Tidak Butuh Orang Kuat, Kami Butuh Orang Bersahaja

Ekspektasi terhadap satu figur yang memiliki sejarah panjang, memberikan pemahaman yang baik. Bahwasannya rakyat tidak butuh orang yang Kuat. Kuat dalam arti mampu mempengaruhi dan “menciptakan” masa dengan kekuatan ekonominya. Namun di atas segalanya, di era demokrasi dewasa ini, yang dibutuhkan adalah Orang Bersahaja. Tentunya ini diartikan sebagai orang yang dapat diterima dalam segala keadaannya, karena dari situ kekuasaan akan menjadi tidak penting. Namun makna pengakuan dan ketulusan untuk diarahkan menjadi terdepan.  Baca lebih lanjut

Apapun Tidak Akan Menjamin Apapun

Memang sejak awal telah saya bayangkan. Ini bukan pekerjaan mudah untuk menjadikannya seorang presiden. Siapapun akan dituntut untuk bekerja keras, meyakinkan orang lain sosok ini memang baik dan layak. Namun apa lacur. Kekuatan maha dahsyat dari pemilik suara miring dan sedikit licik menjadi tembok penghalang. “Licik” saya berani katakan disini karena cerita masa lalu yang sengaja dipertahankan untuk menahan popularitasnya, membuat tidak sedikit kalangan tertentu tidak berterima dan malahan menganggapnya monster yang harus dijauhi. Baca lebih lanjut

Strategi Dorongan Besar, Jalan Keluar dari Prabowo

imageBuku dengan judul “Membangun Kembali Indonesia Raya, Haluan Baru Menuju Kemakmuran”, tulisan Prabowo Subianto, et. al. (2011), menuangkan serangkaian ide – gagasan bagaimana tata kelola yang baik untuk membangun Indonesia di masa depan. Data dan informasi disajikan, melandasi bagaimana sebenarnya bangsa Indonesia melaksanakan pembangunannya. Ada kemiripan dengan orde-orde sebelumnya, namun kualitas isinya disesuaikan dengan konteks kekinian, seperti permasalahan pengelolaan energi nasional dan pengejawantahan ekonomi kerakyatan.

Strategi, kata inilah yang menjadi penjelasan awal ketika tata kelola sebuah Baca lebih lanjut

Ingat…Tidak Ada Pesta Yang Tidak Akan Usai

Ini adalah pengakuan, melihat sekitar mulai tampak, kemudian berangsur buram dan tidak tampak. Sejatinya peradaban yang kita pedulikan menunjukkan keadaannya, selanjutnya pergi begitu saja. Tampak dan lenyap. Daun yang jatuh di halaman, memudar warnanya, tersapu oleh angin dan tidak lagi terlihat wujudnya. Tampak dan lenyap. Tadi kolega baru saja bercerita, menempelkan hal pada ingatan, ekspresi berujung pada pengalaman, kemudian beranjak meninggalkan kesan singkat. Tampak dan lenyap.

Sejatinya kefanaan itu nyata. Mendekat pada filsafat Mengada dan Menjadi, sebuah kebenaran pada materi dan ide yang ada dan berproses bersamaan Baca lebih lanjut